Minggu, 06 September 2009

makanan dan minuman panas

Jika kita ingin mamakan makanan panas atau meminum minuman panas, pasti pertama kali yang kita lakukan adalah meniupnya dahulu..

Namun, ada yang beranggapan bahwa meniup makanan atau minuman yang panas akan menyebabkan makanan atau minuman tersebut mengandung H2CO3 (asam karbonat : sejenis dengan cuka) dan minuman tersebut menjadi acidic, karena udara yang kita tiupkan ( CO2 ) berikatan dengan H2O. selain itu khawatirkan, kuman-kuman dalam mulut pindah ke makanan, sehingga makanan yang akan kita makan menjadi tidah sehat..

Dan Nabi Muhammad saw. pun melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Bahwasannya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang. 
Dikhawatirkan, kuman-kuman dalam mulut pindah ke makanan, sehingga makanan yang akan kita makan menjadi tidah sehat..

Pernyataan ini sebenarnya perlu dipertanyakan kebenarannya, karena :
  1. Reaksi antara CO2 dan H2O hanya terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. CO2 dapat larut dalam air dalam tekanan tinggi, membentuk H2CO3. pada 25 derajat celcius, Kc = 1.70 x 10-3. 
  2. Untuk mencapai keseimbangan, reaksi antara CO2 dan H2O membutuhkan katalisator. Kalau tidak ada katalisator, reaksi ini akan berjalan lambat. 
  3. H2CO3 merupakan asam lemah.

Meskipun demikian, ada baiknya jika kita mentaati apa yang telah dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. karena beliaulah yang menjadi panutan hidup kita. 

Tidak ada komentar: